Skip to content
Masola
Masola

Berbagi Cerita

  • Beranda
  • Biografi
  • Opini
  • Politics
  • Blog
Masola

Berbagi Cerita

enderal Hoegeng Imam Santoso saat menjadi Kepala Djawatan Imigrasi. (kompolnas.go.id)

Jenderal Hoegeng, Sang Polisi Teladan

masola, 15 Mei 202515 Mei 2025

Loading

Jujur, sederhana dan anti KKN.

Tiga kata yang biasa dipakai menggambarkan sosok yang satu ini. Seorang polisi  yang dikenal karena integritasnya. Bahkan rela kehilangan posisinya demi mempertahankan idealismenya, menjadi polisi yang amanah. Namanya sangat melegenda, bukan hanya di kalangan polisi namun di kalangan masyarakat Indonesia pada umumnya. Yang kemudian mantan Presiden RI, Abdul Rahman Wahib jadikan sebagai sebuah guyonan tentang polisi yang jujur sekaligus bernada sindiran.

Kita mungkin sudah bisa menebak dengan sendirinya. Pak Hoegeng, ya Jenderal Polisi (Purn) Hoegeng Imam Santoso. Seorang polisi kelahiran Pekalongan 14 Oktober 1921.

Hoogeng pernah menjadi kapolri pada masa Orde Baru, sebelum akhirnya menyatakan diri pensiun dini atau mungkin diberhentikan. Menjadi kapolri ke 5 yang bertugas tahun 1968-1971. Pada masa Orde Baru, Hoogeng sempat dikabarkan akan di”dubeskan”. Itu salah satu cara menyingkirkan pejabat yang dianggap bersebrangan dengan penguasa saat itu, dijadikan dubes di suatu tempat. Namun ia menolak, dan memilih tetap bekerja di Indonesia. Tapi,  bukannya posisi baru yang didapatkan, penguasa Orba saat itu justru menyatakan tak ada tempat bagi Hoegeng. Akhirnya, Hoogeng menyatakan keluar.

Itu konsekuensi pahit dari upayanya mengusut salah satu kasus yang cukup terkenal. Kasus pemerkosaan yang diduga melibatkan anak orang penting, yang dikenal dengan kasus Sum Kuning. Tentu sebelum melakukan, pasti sudah memperhitungkan resiko-resiko yang mungkin bisa terjadi, termasuk kehilangan posisi.

Polisi teladan ini meninggal di Jakarta pada 14 Juli 2004. Namanya kemudian diabadikan menjadi nama sejumlah tempat seperti rumah sakit di Sulawesi Barat, jalan di Jawa Barat, dan stadion di Pekalongan. Itu wujud penghargaan bagi Hoegeng. Dan hari ini saya membaca berita di sebuah portal online yang menyatakan bahwa Pemerintah Provinsi Jawa Tengah mengirimkan usulan kepada kementerian sosial untuk menetapkan Hoegeng bersama dokter Kariadi dan Soegarda sebagai pahlawan nasional, sekaligus sumber inspirasi tulisan saya kali ini.

Tiga kesan di awal tadi itu ia tinggalkan bagi kita secara umum, dan kepada polisi secara khusus. Kita mesti menghidupinya dan menjadikannya sebagai teladan.

*****

Dalam tulisan ini tidak ada yang baru, namun mencoba menulis ulang kisah dengan bahasa sendiri adalah salah satu teknik belajar menulis. Dan saya mencoba melakukan itu sembari belajar untuk modal menjadi penulis biografi.

Bagikan
       
Biografi Tokoh

Navigasi pos

Previous post
Next post

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Post Lainnya

  • KARIADI, DOKTER PENYELAMAT SUMBER AIR BERACUN15 Mei 2025
  • enderal Hoegeng Imam Santoso saat menjadi Kepala Djawatan Imigrasi. (kompolnas.go.id)
    Jenderal Hoegeng, Sang Polisi Teladan15 Mei 2025
  • Menjaga Jalan Menuju Indonesia Emas7 Mei 2025
  • Dimana kita dapat menemukan ide tulisan?14 Februari 2025

Arsip

  • Mei 2025 (3)
  • Februari 2025 (1)

Kategori

  • Biografi (2)
  • Blog (2)
  • Opini (2)
  • Tokoh (2)

Tag

Kunjungi Kami


  • Facebook
  • Instagram
©2025 Masola | WordPress Theme by SuperbThemes